Senin, 01 Desember 2014

SLAMET QUAIL FARM


SLAMET QUAIL FARM

Slamet Quail Farm
Si Mungil Yang Meraup Untung Besar

SQF

SQF 

SENIN, 28 OKTOBER 2013

Sekilas mengenai peternakan puyuh CV. Slamet Quail Farm

      CV. Slamet Quail Farm saat ini merupakan usaha pembibitan dan produksi telur serta daging puyuh terbesar di Jawa Barat, termodern dan terbaik. Farm  Inti terletak Jl.Raya pelabuhan 2 KM.19  Cikembar Sukabumi  Jawa Barat. Telp. 0266-2555551 - 08111112312 - 081911710001.
      Cabang & Mitra SQF yaitu terletak di kota Bogor, Bandung, Karawang, Subang, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Purwokerto,Demak, Pati, Jepara, Jember, Lombok, Makassar, Balikpapan, Samarinda, Lampung, Pekanbaru. 
CV. Selamet Quail Farm berdiri tahun 2002  dan bergerak dibidang budidaya puyuh antara lain Breeder (Perbibitan Puyuh) GPS grand parents stok,   PS parent stok, dan   FS final stok, penjualan sapronak, telur konsumsi, telur tetas, pakan, obat obatan, vitamin & vaksin, konsultan & Pelatihan Wirausaha Puyuh serta membina Santri Mandiri.
       Kapasitas produksi saat ini (Oktober 2013)  yaitu Telur bibit GPS & PS 31.000 butir  perhari, Telur konsumsi 110.000 butir  perhari atau setara dengan +/-  1,3 ton, DOQ- day old quail (anak puyuh usia 1 hari) 40.000 ekor  perbulanPuyuh pedaging 120.000 ekor perbulan atau setara dengan +/-  14,4 tonPuyuh betina petelur 60.000 ekor  perbulan dan Pupuk kandang 2.5 ton perhari. 
       Selain itu juga CV. SQF tidak hanya bergerak dibududaya tetapi juga Produksi Olahan Pasca Panen Telur & Daging Puyuh (kuliner) hal ini telah dibuktikan dengan diberikannya penghargaan (award) dari Gubernur Jawa Barat sebagai peringkat Ke-1 dalam lomba Pelaku Usaha Hasil Peternakan Komoditi Telur dan Daging Tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2012. Selain itu pemilik CV. SQF juga menerima penghargaan (award) sebagai Pelopor Ketahanan Pangan dalam peringatan Hari Pangan Sedunia Tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2013. Dan masih banyak prestasi dan beberapa penghargaan lainnya dibidang agribisnis peternakan puyuh.

Senin, 15 September 2014

potensi pertania lokal


Infrastruktur Tingkatkan Daya Saing Pertanian Indonesia

Tuesday, 09 September 2014, 20:43 WIB
Komentar : 0
Antara
Pertanian
A+ | Reset | A-
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketersediaan infrastruktur yang memadai merupakan pengungkit utama sektor pertanian di Indonesia. Demikian diungkapkan Kepala Balitbangtan Kementan, Haryono. 
Menurutnya, daya saing pertanian salah satunya ditentukan oleh infrastruktur, baik yang langsung maupun tidak langsung.
Infrastruktur langsung antara lain saluran irigasi primer, sekunder, dan tersier termasuk embung dan sumur renteng. Sedangkan infrastruktur tidak langsung misalnya jalan dan pelabuhan angkut. 
"Konektivitas yang baik akan menarik investor karena para pengusaha pertanian akan lebih mudah bergerak sehingga menekan biaya produksi," ungkapnya.
Untuk pertanian yang lebih baik, lanjutnya, pemerintahan mendatang harus menekankan pembangunan pertanian. Dengan terjaminnya infrastruktur maka akses terhadap teknologi dan inovasi akan lebih  mudah.
"Para peneliti global mewanti-wanti bahwa 60 persen negara penghasil pangan termasuk Indonesia rentan terhadap perubahan iklim," terang Haryono.
Oleh karena itu, penguasaan teknologi mutlak diperlukan untuk menggenjot sektor pertanian. 
"Di samping itu, peningkatan mutu SDM di bidang pertanian juga tak kalah penting," kata Haryono.

ulasan pertanian

Dahulu petani Hongkong masih menanam padi di sawah. Namun, tradisi tersebut memudar seiring bertambahnya gedung-gedung megah. Kini petani mulai menanam padi lagi di Long Valley, sebelah utara New Territories. 

Sayuran organik juga makin banyak ditanam karena besarnya permintaan pasar yang makin besar. Kan Wai Hong, mantan supervisor sebuah supermarket, sekarang bekerja memanen padi. Menurutnya di masa lalu petani Hong Kong banyak menanam beras. Wai Hong berharap saat ini ia dapat mengajar orang-orang bertani dan menghidupkan pertanian kembali.

Sawah alami mulai dibuat di Long Valley tujuh tahun lalu, setelah 40 tahun absen. Dimulai sebagai bagian dari proyek konservasi lahan basah, lima petani kini memroduksi tiga ton beras per tahun di dekat perbatasan Tiongkok.

Jumlah produksinya memang sangat kecil dibanding 833 ton beras yang masuk tiap hari ke Hong Kong. Harganya pun beberapa kali lebih mahal dibanding impor beras dari Tiongkok.

Akan tetapi permintaan produk alami mengalami peningkatan setelah terjadi skandal makanan di perbatasan Hong Kong. Mulai dari penggunaan daging busuk dalam makanan cepat saji, minyak daur ulang sampai tingginya pestisida membuat masyarakat Hongkong berpikir ulang untuk membeli produk impor.

"Ketika keamanan pangan di Tiongkok atau tempat-tempat lain tidak begitu baik, maka orang Hong Kong akan memilih makanan yang lebih aman. Tren masyarakat telah berubah, masyarakat menjadi lebih makmur dan mereka semakin peduli keamanan pangan. Jadi lebih banyak orang membeli produk organik meski mahal," tutur Wai Hong seperti dilansir dari AFP (14/09/2014).

Wilayah bekas jajahan Inggris ini memang hampir mengimpor semua produk makanannya. Hanya sekitar dua persen sayuran yang diproduksi secara lokal. Namun pertanian sayuran organik telah meningkat pesat saat ini. Sebanyak 130 diantara ratusan pertanian sayuran di Hong Kong sudah mendapat sertifikat bahwa produk sepenuhnya organik.

Sayuran organik kini mencapai 12 persen dari 45 ton sayuran yang diproduksi Hongkong tiap hari. Meski harganya lebih mahal dibanding sayuran impor yang diproduksi massal, tapi masyarakat Hong Kong bisa menerimanya. Sebab banyak dari mereka takut dengan kualitas sayuran impor asal Tiongkok.

Menurut Jenny Ho, salah seorang penduduk Hongkong, ia lebih memilih organik karena sayuran lainnya banyak memakai pestisida. Selain itu sayuran yang ditanam di Hongkong tidak perlu melalui perjalanan panjang sehingga produknya lebih segar dan enak.

(odi/lus)